Posted by : Cak_Son Sabtu, 12 November 2016

Sekilas Biografi Para Sastrawan Arab Modern dan Karyanya I

Dalam tulisan ini sastrawan Arab modern yang akan dipaparkan mulai dari Bahroin, Saudi Arabia, Aden, Irak, Suriah, Libanon, Palestina, Mesir, Libia, Tunisia, Maroko, Amerika Utara, dan Amerika Selatan. Selain menjelaskan sekilas biografinya, juga akan dipaparkan beberapa hasil penelusuran karyanya dari Antologi Puisi Arab Modern.
Adapun pembahasan lebih lengkap terkait Perkembangan Sastra Modern[1] bisa dibaca di cak-son.blogspot dengan judul: Perkembangan Sastra Arab Modern.
A.    Sastrawan Irak
1.      AHMAD AL-SAFI AL-NAJAFI (1894-27 Juni 1977)
Ahmad al-Safi al-Najafi lahir di Najaf, Irak, 1894 (dalam refeferensi lain 1897[2]), al-Najafi melewatkan beberapa tahun dari masa mudanya di Iran bagian selatan. Disana ia belajar bahasa Parsi dan menerjemahkan Ruba’iyat karya Umar Khayyam kedalam bahasa Arab. Ia meninggalkan irak dan pergi ke Libanon dimana ia tinggal. Meskipun ia termasuk penyair neo klasik, namun al-Najafi tidak begitu memperdulikan kerapian bentuk dan sebaliknya, ia lebih mementingkan madi puisinya. Diantara karya-karyanya: al-Aghwar (Kedalaman), Alhan al-Lahib (Nyanyian Api), al-Anwaj (Ombak), Hisad al-Sijn (Panen Penjara) dan al-Shallat (Kejatuhan).
Berkut beberapa kutipan sajak-sajaknya:
Kebebasan Abadi
Lemparkan aku dipadang datar, kalau aku mati:
Disana sama manis bagiku hidup dan mati.
Jangan sekap aku dalam kubur: amat kubenci penjara
Meskipun aku sudah tiada.
Jika jisimku menjadi mangsa nanti
Bagi binatang-binatang buas dan burung-burung rajawali,
Maka akan kulihat jisimku yang terpisah-pisah itu
Mengembara terus dan membawaku kesegala penjuru.
Saat
O saat, yang lelah karena irama tak berubah-ubah,
Aram bagimu segala istirah;
Kau bergegas, tak ada penghalang membuat surut
Langkahmu yang berlari, cepat dan pasti bagai maut.
Siang dan malam ialah milikmu,
Kau hancurkan semua seperti musuhmu.  
2.      BUALND AL-HAIDARI (1926-     )
Ia dilahirkan di Irak tahun 1926 dari keluarga Kurdish. Sebagai aktivis politik ia terpaksa hidup dalam pengasingan dan kini tinggal di Libanon, dimana ia menerbitkan harian al-Ulum.
Karya-karya puisinya diilhami oleh pengalaman pribadi maupun oleh kesadaran sosial. Diantara himpunan puisinya: Aghani al-Madinah al-Maytah (Nyanyian Kota Mati), Khutuwat fi al-Ghurbah (Jejak Kaki di Negeri Asing) dan Rihlat al-Huruf al-Sufr (Perjalanan Surat-Surat Kuning).
Berikut beberapa kutipan sajak-sajaknya:
Kegersangan
Lorong yang itu juga,
Rumah-rumah-rumah yang itu juga,
Saling berpautan begitu kuatnya
Kebisuan yang itu juga.
Kami bisa berkata:
Esok akan lenyap itu,
Dan dari setiap rumah akan bangkit
Suara anak-anak kecil yag membersit
Bersama cahaya siang, kelorong itu.
Dan mereka akan mengejek hari lampau kami,
Perempuan-perempuan kami yang menggerutu
Mata kami yang kuyu tak berseri lagi
Mereka tak tahu apa kenangan itu
Mereka tak mengeti jalan kuno  itu
Dan mereka akan ketawa karena mereka tak bertanya
Mengapa mereka ketawa.

Pak Pos
O, Pak Pos,
Apa kau inginkan dariku?
Aku terpisah jauh dari dunia ini
Tentu kau keliru
Karena bumi tak membawa sesuatu yang baru
Bagi si terbuang ini.
Apa yang ada
Masih tetap seperti dulu juga,
Mengimpikan,
Menguburkan,
Dan mencoba mendapatkannya kembali.
Orang-orang masih tetap dengan pesta mereka-pesta mereka,
Dan prkabungan menghubungkan pesta yan satu dengan yang lainnya.
Mata orang-orang itu menggali kubur dalam jiwa mereka
Mencari-cari kemegahan baru
Buat meredakan lapar baru.
Cina masih tetap dengan temboknya,
Dongeng yang telah lalu dibawa kembali oleh waktu,
Bumi masih tetap bersama Sisyphusnya,
Dan batu karang yang tak tahu
Keinginannya.
O Pak Pos,
Tentu kau keliru,
Karena tak ada apa pun yang baru. . .
Kembalilah kejalanmu semula,
Jalan yang begitu sering mengantarkan kau ke tempat tujuanmu.
Apa kauingin dariku?.

Usia Tua
Musim dingin lagi,
Dan inilah aku,
Disini dekat perapian api,
Mengimpikan semoga ada perempuan yang mengimpikan aku,
Sihingga kiranya aku dapat membenamkan di dadanya,
Rahasia yang tak mungkin diperolokkannya;
Mengimpikan semoga di tahun-tahunku yang memudar
Dapat aku memancar bagai sinar
Sehingga dia akan berkata:
Sinar ini aku punya;
Tak usah perempuan lain mendekat padanya.

Disini dekat perapian ini,
Musim dingin lagi,
Disini pula aku,
Menganyam mimpi-mmpiku dan takut akan itu.
Takut matanya akan menghina
Kepalaku yang dungu dan botak,
Jiwaku yang menua mengelabu,
Takut kakinya akan mendepak
Cintaku,
Disini dekat perapian ini,
Perempuan akan gampang menghinaku,
Sendiri,
Tanpa cinta, tanpa perempuan, tanpa mmpi,
Dan esok aku akan mati karena dingin dalam diri,
Disini, dekat perapian ini.
3.      JABRA IBRAHIM JABRA (1919-   )
Jabra lahir pada tahun 1919 di Betlehem, Palestina. Ia belajar di Perguruan Tinggi Arab di Jerusalem dan kemudian di Universitas Cambridge. Kini ia tinggal di Irak dimana ia terkenal sebagi novelis, kritikus dan penyair. Ia telah menerbitkan du kmpulan sajaknya: Tammuz fi al-Madinah (Juli di Kota), al-Madar al-Mughlaq (Lingkungan Tertutup).
Berikut beberapa kutipan sajak-sajaknya:
Di Gurun-Gurun Pengasingan
Musim semi demi musim semi,
Di gurun-gurun pengasingan ini,
Mau apa kami dengan cinta kami,
Bila mata penuh debu dan udara beku begini?

Tanah kami yang hijau, palestina kami,
Bunga-bunganya seakan sulaman pada gaun wanita kami,
Bulan maret menghiasi bukit-bukitnya
Dengan bunga narsis dan kembang piun seindah permata
Bulan april mekar di padang-padang terbuka
Dengan kembang dan bunga-bunga bagi pengantin jelita,
Bulan mei ialah nyanyian pedesaan kami
Yang kami nyanyikan selalu
Ditengah hari di bawah bayang-bayang biru
Pohon-pohon  zaitun di lembah-lembah kami,
Sementara di ladang-ladang yang bermasakan
Kami menunggu janji bulan juli
Dan tarian riang di tengah panen.

Tanah kami zamrud berkilauan,
Tetapi di gurun-gurun pengasingan
Musim semi demi musim semi,
Hanya debu yang bersiut di wajah kami.
Maka mau apa lagi kami dengan cinta kami
Bila mata dan mulut kami penuh debu dan udara beku begini?
4.      MA’RUF AL-RUSAFI
Dia adalah penyair Irak. Dalam persajakan Arab sajak-sajak al-Rusaf dapat digolongkan kedalam sajak-sajak neo-Klasik.
Berikut beberapa kutipan sajak-sajaknya:
Maha Jelita
Maha jelita diantara segala bidadari, lebih purba dari insan
Kau pendamba matahari, lebih purba dari bulan
Pendengaran menangkapmu, sebelum segala petikan
Puisi menyanyikanmu, sebelums segala petikan
Maka dengan keindahanmu adlah engkau puteri ketenangan

Ruh cinta terbang hendak melihat wajhmu
Bulan merindukan terbitmu
Angin dini hari dengan kagum memandangmu
Ingin ia bernafas selembut bisik langkahmu.
5.      NAZIK AL-MALA’IKAH (1923-  )
Ia lahir di Baghdad tahun 1923, penyair wanita ini mempelajari sastra Arab di Universitas Baghdad dan kemudian belajar di Priceton, dimana dia melakukan studi yang luas dalam sastra Inggris. Sekembalinya ke Irak, dia memegang peranan yang terkemuka dalam gerakan sajak bebas, baik lewat karya-karyanya sendiri maupun lewat kritik-kritiknya yang penting.
Banyak himpunan sajak-sajaknya yang sudah diterbitkan, termasuk di antaranya ialah Ashiqat al-Layl (Pencinta Malam), Shazaya wa Ramad (Serpih dan Abu), Qararat al-Mawjah (Dasar Geombang) dan Shajarat al-Qamar (Pohon Bulan).
Berikut beberapa kutipan sajak-sajaknya:
Siapa Aku
Malam bertanya siap aku,
Aku rahasianya – yang cemas, hitam, dalam
Aku kebisuanya yang penuh pemberontakan
Telah kuselubungi hakikat diriku dengan kebisuan
Dan kusalut hatiku dalam keraguan
Lalu penuh khidmat, tinggal aku disini, diam
Memandang, sementara abad-abad bertanya padaku,
Siapa aku

Angin bertanya siapa aku
Aku ruhnya yang heran, diingkari zaman
Aku, seperti dia, tak pernah diam
Terus mengelana tak ada akhirnya
Terus melangkah tak ada hentinya
Bila sampai kami di tikungan
Kami akan mengira itu akhirnya penderitaan
Tapi kiranya – bukan.
B.     Sastrawan Suriah
1.      NIZAR QABBANI (1923-  )
Qabbani dilahirkan di Damaskus tahun 1923. Ia mempelajari hukum dan kemudian masuk dinas luar negeri yang ditempatkan di Beirut, Kairo, London, Peking, dan Madrid. Ia berhenti dari dinas itu untuk mendirikan kantor penerbitannya sendiri di Beirut. Ia relah menerbitkan beberapa kumpulan sajak. Meskipun cinta merupakan tema yang dominan dalam karya-karyanya yang terdahulu, namun belakangan ia lebih megarahkan perhatiannya kepada masalah-masalah sosial dan politk, yang diungapkannya dalam bentuk sajak bebas yang langsung dan efektif.
Karya-karyanya antara lain: Habbibati (Kekasihku) Qalat li al-Samra’ (si Gadis Hitam Berkata Padaku), Qasa’id (sajak-sajak), Samba (samba), Anti Li (Kau Punyaku) dan Fath (Pasukan Komando Palestna).
Berikut beberapa kutipan sajak-sajaknya:
Hamil
Jangan pucat!
Disini aku mau bicara cepat
Sungguh kupikir
Aku hamil
Kau berteriak
Seakan tersengat, “tidak!
Biar anak itu kita koyak”
Kau mau campakan aku
Mulai mengutukku
Tak apa membuatku tunduk
Karena kutahu kau busuk
Kuperintahkan bujang datang
Mendorongku keluar, kegang lengang
Kau yang
Menabur malu dipinggangku
Dan menghancurkan hatiku
Sehingga mau pula bujang itu bilang
“Tuan tak ada dirumah sekarang”
Padahal tuannya dirumah pasti
Cuma takut ia kini
Ketika diketahuinya kehamilanku ini.
Apa?
Kau mau buang diriku?
Sedang aku disiksa rasa muntah ditenggorokanku
Dicekik rasa mual
Dan tubuhku mengandung ahli warismu yang sial
Sedang aku diliputi aib
Dicekam kenyataan yang suram
Bahwa aku hamil sekarang. . .
Lima puluh lira darimu itu membuatku ketawa
Buat siapa uang itu? Buat siapa?
Tentu agar aku dapat menyuruh gugurkan kandunganku
Dan menyuruh jahitkan kain kapanku
Jadi itukah hargaku
Harga kesetiaanku, hai kau tumpukan segala kekotoran?
Aku tak datang meminta uangmu yang bisuk itu
“terima kasih”. Aku akan gugurkan janin itu
Aku tak butuh ayah yang busuk untuk itu.

Aku Kereta Api Duka
Aku pergi menumpang ribuan kereta
Kumuatkan dukaku disana
Kudaki asap-asap rokok-ku
Kubawa alamat pacar-pacarku
Siapa pacar-pacarku dihari lalu?
Jalan kereta
Makin cepat dan cepat juga
Dalam perjalanannya
Memamah daging jarak-jarak yang ditempuhnya
Merampas padang-padang yang dilaluinya
Melulur pohon-pohon yang dilaluinya
Menjilat kaki telaga demi telaga
Kondektur menanyakan karcisku
Dan tempat yang kutuju
Adakah tempat yang kutuju?
Tak ada hotel dibumi ini yang tahu siapa aku
Dan juga alamat pacar-pacarku
aku kereta api duka
aku tak punya
tempat perhentian
disepanjang perjalanan
Tempat-tempat perhentianku menyelinap lalu
Stasiun-stasiunku menyelinap lalu.
2.      UMAR ABU RISHAH (1910-   )
Ia dilahirkan di Aleppo tahun 1910, abu Rishah belajar di Universitas Amerika di Beirut dan kemudian di Inggris, dimana ia berkenalan sendiri dengan aliran-aliran sastra Barat, terutama dengan aliran romantik inggris. Sekembalinya ke Suriah, ia ditunjuk sebagai direktur perpustakaan nasional di Aleppo. Ia kemudian masuk dinas di luar negeri menjabat Atase Kebudayaan Suriah untuk Liga Arab dan kemudian Duta Besar untuk Brazil dan India. Karya puisinya yang terpenting ialah kumpulan puisi yang berjudul Shi’ir (Puisi) yang diterbitkan tahun 1947, terutama ditandai dengan keindahan bentuk dan kepekaan rasa yang halus. 78
Berikut beberapa kutipan sajak-sajaknya yang diambil dari bukunya tersebebut:
Perempuan dan Patung
Lihat patung itu, juita,
Terpahat dari batu pualam,
Angkuh memandang dunia,
Dengan pandang mengejek tajam,
Dan melampaui zaman demi zaman,
Ia mendaki ke puncak keabadian.

Telanjang, membius khayal
Dengan ketelanjangannya yang pongah,
Ia nikmati dengan kekal
Mata air keremajaannya yang melimpah.
Cobalah pandang dia
Seperti perenung mengaguminya,
Maka matapun akan menyelusuri keindahannya
Tak lepas-lepasnya, terpesona.
Setelah membuatnya menjadi
Lambang keindahan abadi,
Pematung pun belalu, tinggal putri mimpinya,
Tidak berubah, tidak pula menua.
C.    Sastrawan Bahroin, Saudi Arabia, Aden
1.      IBRAHIM AL-ARID
Ia adalah penyair Bahroin.
Berikut beberapa kutipan sajak-sajaknya:
Sajak-Sajak
Adalah dalam setiap diri kita
Seekor burung di sangkar terpenjara
Siapa dapat membebaskannya
Dialah yang paling bahagia diantara kita

Andaikan dalam mabuknya
Sang peminum tahu pula
Bahwa yang diminumnya ialah air mata
Akan sadarlah ia senantiasa.
2.      MUHAMMAD ABDUH GHANIM
Ia adalah penyair Saudi Arabia.
Berikut beberapa kutipan sajak-sajaknya:
Ratapan Cinta
Kaulah, ya Rabi, yang menciptakan penyair diantara kami
Dan kau jadikan cinta (seperti dialaminya) suatu kepercayaan bagi kami
Segala yang indah baginya ia cinta dengan sepenuh hati
Lalu dalam keluhnya ia bisikan: cinta ialah kepdihan tersembunyi.
3.      ALI MUHAMMAD LUQMAN
Ia adalah penyair Aden. 
Berikut beberapa kutipan sajak-sajaknya:
Seni dan Penderitaan
Ya, tekukut, jangan kau meratap duka
Jangan pula cemas, karena kesedihan ada batasnya
Dan jangan katakan “orang mengurungku di sangkar ini
Dengan harapan: siapa menabur cinta akan memetik cinta pula nanti
Ia mendambakan puisi dan kepandaian melahirkannya
Orang demikian mengaku jujur dan ia
Berkhotbah dan berdakwah untuk menipu sesama”.  
D.    Sastrawan Mesir
1.      ABBAS MAHMUD AL-AQQAD
Diantara bukunya yang sudah diterbitkan adalah al-Lughah al-Sha’irah (Bahasa Kepenyairan).
Berikut beberapa kutipan sajak-sajaknya:
Perpaduan
Tidaklah cinta hanya mengandung persahabatan semata, anakku
Dan tidak pula hanya permusuhan melulu
Dalam cinta berbaur keduanya
Dalam cinta terjadi perpaduan yang setara
Persahabatan dan permusuhan di sana
Bergabung bersama, keduanya seia
Dalam permainan serah dan paksa
Tdakkah demikian, wahai anakku?
Kesulitan Ganda
Mereka mengatakan sebaiknya kulupakan dia dan tak usah kuratai pula,
Karena dalam bercinta dia tak mau terikat janji.
Maka kesulitanku di sini menjadi ganda;
Aku meratapi orang yang tak patut kuratapi,
Sedang siapa meratapi kekasih setia, maka dalam kerisauan hatinya
Terhadap orang yang sepatutnya ia risaukan, akan terhiburlah dia.
2.      ABD AL-RAHMAN SHUKRI (1886-1958)
Ia dilahirkan di Port Said, Mesir tahun 1886. Pendidikan menengahnya didapat di Iskandariyah dan kemudian ia belajar di Sekolah Tinggi Guru di Kairo, dan mendapat gelar sarjana pada tahun 1909. Setelah beberapa tahun belajar di Inggris, ia kembali ke Mesir. Bersama al-Aqqad dan al-Mazini, ia membentuk grup Diwan, gerakan pembaharu yang meperkuat gerakan semacam itu pula di Amerika Serikat (yaitu al-Rabithah al-Qalamiyyah atau Liga Pena yang dipimpin Gibran dan rekan-rekan penulis Syair-Amerika yang lain.
Ia menerbitkan Diwan Abd al-Rahman Shukri dalam bentuk satu jilid.
Berikut beberapa kutipan sajak-sajaknya:
Hidup
Hidup tak lain dari kematian demi kematian melulu,
Kebaikan dan kesenangan hanya pinjaman, lekas berlalu.
Ingin aku bagai bunga yang hidup semusim panas saja:
Kemudian sirna sebelum bencana musim dingin tiba.

Selamat Datang
Selamat datang nasib yang disuratkan
Salam dan hormat bagi penentu putusan.
Berikan padaku segala piala hayat:
Senang dan sangsai, mulai dan cacat.
Jika aku mesti hidup, akn tertanggungkan juga hidup ini,
Jika aku mesti mati, memang mati tak bisa dihindari.
3.      ABD AL-RAHMAN SIDQI
Penyair Mesir ini sajak-sajaknya memperlihatkan aliran romantik.
Berikut beberapa kutipan sajak-sajaknya:
Di Rumah
O kamar yang bersebelahan dengan kamarku, kulihat
Pudar saja warnamu, tinggal suram dan pucat
Kulihat pintu yang sering kuketuk, terkunci saja selalu
Kau naungan rindang bagi istriku, dan surga bagiku
Aku menyeru; dia biasa cepat mendengar bila aku memanggilnya
Tapi kini hanya suaraku sendiri yang bergema sebagai jawabannya
4.      AHMAD ABD AL-MU’TI HIJAZI (1935-   )
Dia lahir di sebuah dusun di Delta Nil tahun 1935, Hijazi belajar di pendidikan Tinggi Guru di Kairo. Ia mengembangkan kecenderungan-kecenderungan seorang sosialis, yang terbayang dalam puisinya. Karya-karyanya meliputi: Madinah bila Qalb (Kota tak Berhati), Lam Yabqa illa al-I’tiraf (Tiada Yang Tinggal Kecuali Pengakuan), dan Uras (Horace).
Berikut beberapa kutipan sajak-sajaknya:
Teks Untuk Sebuah Lanskap
Matahari terbenam di kaki langit musim dingin,
Matahari merah.
Awan-awan timah
Ditembus berkas-berkas cahaya,
Dan aku, seorang anak desa,
Disergap malam.
Mobil kami melulur benang aspal,
Mendaki dari desa kami ke kota
Dan ketika itu, ingin aku
Sekiranya dapat, menghebmuskan diri
Ke hijau daunan yang lembab itu!
5.      AHMAD ZAKI ABU SHADI
Ia dilahirkan di Mesir. Abu Shadi termasuk salah seorang penyair romantik yang penting disana disamping Ali Mahmud Taha dan Ibrahim Naji. Ia pendiri majalah Apollo di Mesir (tahun 1932).
Berikut beberapa kutipan sajak-sajaknya:
Perhubungan Abadi
Adakah mereka kira aku dapat berpisah sama sekali dari padamu,
Sedang di seluruh angkasa berdebar rindu pada keindahanmu?
Dan sedang di udara semerbak harum nafasmu,
Dapatkah aku bernafas tanpa menyentuh bibirmu?
Dan dimana pun juga kau berada, tak ada yang lain akan kucari
Selain kau, selain kau, ya semangat dan harapan hati!
Dan meskipun aku menjadi debu nanti, tidaklah akan mati aku,
Karena adakah akan mati debu yang selalu mengenangmu?
Sembahyang
Dekat tempat tidur anak-anakku
Kubisikan cintaku, dari kalbu
Seorang diri dalam sembahyang malam ini
Sementara mereka tenang dan sunyi
Lewat pandangan mataku penuh restu
Kucium mulut-mulut kecil dan tangan-tangan kecil itu
Dan kuikuti naik turun nafas mereka
Karena cinta semata
6.      ALI MAHMUD TAHA
Taha lahir di al-Mansurah, Mesir. Meski ia seorang insinyur, ia dikenal sebagai anggota gurp Apolo dan sebagai penyair romantik terkemuka di antara penyair-penyair Arab kontemporer. Ia banyak melakukan perjalanan ke Eropa dan merekam kesan-kesannya dalam sajak-sajak lirik, yang beberapa di antaranya dijadikan lagu dan menjadi terkenal. Himpunan sajak-sajaknya antara lain: al-Mallah al-Ta’ih (Pelat Sesat), Layali al-Malah al-Ta’ih (Malam Demi Malam Bagi Pelaut Sesat) dan Zahr wa Khamr (Bunga dan Anggur).
Berikut beberapa kutipan sajak-sajaknya:
Nyanyian Pedesaan
Ketika air membelai bayang-bayang pohonan,
Dan awan-awan mencumbu cahaya bulan;
Burung-burung mempedengarkan nyanyian mereka
Bergema di antara embun dan bunga;
Dan merpati menyatakan gairah hatinya,
Mendengkur pada kekasihnya dan meratapi nasibnya;
Bibir-bibir angin menyapu permukaan air dan
Mencium setiap layar yang berlintasan;
Dari dalam malam bumi memperlihatkan
Beragam bentuk keindahan;
Di sana dalam gelap berdiri pohon safsafat[3]
Seakan kelam di seputarnya pun tak melihat,
Dan dalam lindap bayang-bayangnya duduk aku
Dengan hati risau dan tatapan sayu.
7.      KHALIL MUTRAN (1872-1949)
Lahir di tahun 1872 di Baalbek, Libanon, Mutran menamatkan pelajaran-pelajaran dasarnya di Sekolah Dasar Timur di Zahlah. Ia pun kemudian masuk College Keuskupan Katolik di Beirut, dimana ia mendapat pelajaran bahasa Prancis dari orang-orang yang berbahasa itu. Ia juga mendapatkan latihan-latihan disana dalam hal kaidah-kaidah bahasa Arab dari cendikiawan Libanon, Ibrahim al-Yaziji dan saudaranya, Khalil. Sebagai akibat dari kegiatan politiknya menentang rezim Turki, ia terpaksa bersuaka ke Paris, diamana ia mengejar kepentingan-kepentingan intelektualnya.
Tahun 1892 ia meninggalkan Paris dan pergi ke Mesir diamana ia menetap disana sampai akhir hayatnya. Sejak tahun itu hingga 1894 itu ia memantapkan dirinya sebagai wartawan yang cakap dan sebagai seorang penyair pembaharu yang berpengaruh dalam angkatannya. Diantara karanya yang diterbitkan adalah Diwan, sebuah kumpulan sajak yang terdiri dari 4 jilid.
Berikut beberapa kutipan sajak-sajak dari Diwannya tersebut:
Mawar yang Mati
Apa yang kalian cari dengan mengelana
Ya burng-burung tang berseliweran kemana-mana?
Jawab mereka: kami pernah tinggal dan menderita
Dia mawar dikebun kami, memerintah dengan sepatutnya
Dan ditaati segala yang ada disana
Namun tiba-tiba saja kami lihat dia jatuh dari takhtanya
Dan hilang entah kemana
Dan begitulah maka kau lihat kami selalu mencari jejaknya
Atau berkelompok-kelompok di tempat dimana dulu dia biasa berada.
8.      LEWIS AWAD (1915-   )
Kelahran Mesir 1915 ini mendapat Pendidikan di Universitas Fuad I, Cambride, dan Princeton. Di pelopor pertama yang serius dalam mengembangkan sajak bebas secara lebih sadar. Diantara himpunan karyanya adalah Plutoland wa-Qasa’id Ukhra, Min Shi’r al-Khassah, dengan kata pengantar yang membentangkan teori-teorinya, memuat dua puluh sembilan saja: empat belas diantaranya berbahasa Arab literer dan lima belas yang lain berbahasa percakapan Arab-Mesir. Belakangan ia juga menjadi penasehat kebudayaan dan redaksi sastra pada surat kabar al-Ahram.
Berikut beberapa kutipan sajak-sajaknya:
Cinta di ST.Lazare
. . .
Kulihat kapal-kapal membawa ikan-ikan buat Alaska, Gula buat Mauritius,
Kapas dan bawang buat Mesir, teh buat Cina, candu buat India,
Burung nuri, gajah, kosmetik buat Kutub Utara dan Selatan,
Dan senapan mesin buat kawan dan lawan sekali.
Tapi tak kulihat kapal Ago diantara semua itu.
9.      MUHAMMAD AL-FAYATURI (1930-  )
Ayahnya orang Sudan dan ibunya orang Mesir. Ia melewatkan sebagian besar masa hidupnya di Iskandaria. Ia mengabdikan diri dalam perjuangan kemerdekaan rakyat Afrika.
Karyanya meliputi: Aghani Ifriqiyah (Nyanyian Afrika) dan Ashiq min Ifriqiyah (Kekasih dari Afrika).
Berikut beberapa kutipan sajak-sajaknya:
Buat Sepasang Mata Tak Dikenal
. . .
Juita
Jika tiba-tiba kita bertemu
Jika mataku memandang matamu
Yang anggun, hijau, tenggelam dalam kabut dan hujan
Jika kebetulan pula kita bertemu lagi dijalan
(dan bukankah hanya nasib kebetulan ini)
Maka akan kucium jalan itu, kucium dua kali
E.     Sastrawan Libia, Tunisia, Maroko
1.      IBRAHIM AL-USTAH UMAR
Ia penyair dari Libia.
Berikut beberapa kutipan sajak-sajaknya:
Pernyataan
Kepada Amir kuabdikan diriku
Akan kubuat pernyataan yang selama ini kusimpan selalu
Namun tak kutemukan saat yang baik untuk menyatakannya
Sebelum kita semua sungguh-sungguh seia sekata
Akan kusmpaikan pernyataan setulusnya
Dari hati rakyat kepada pemimpin mereka
Sekaranglah saatnya, tak perlu ditunda-tunda
Untuk menyatakan hak dan menuntutnya bersama
Dan inilah hak kita: menyatukan kedua negeri menuju merdeka
Dan engkau lambangnya, dan engkau pengawalnya!
2.      ABU AL-QASIM AL-SHABI (1909-1934)
Ia dilahirkan di Tunisia tahun 1909. Al-Shabi belajar di Universitas Zaytunah dan sekolah hukum di Tunisia. Ia dipengaruhi aliran romantik para penyair Syro-Amerika. Sajaknya ang dimuat di majalah Apollo kemudian dikumpulkan dan diberi judul Aghani al-Hayah (Nyanyian Hidup). Ia meninggal tahun 1934 pada usia 25 tahun. Ia dipandang sebagai penyair Arab modern yang paling cemerlang di Afrika Utara.
Berikut beberapa kutipan sajak-sajaknya:
Dalam Bayangan Lembah Kematian
Kita berjalan, seperti segala diseputar kita pun berjalan terus dalam penjadian . . . tetapi kemana tujuannya?
Bersama burung-burung kita menyanyi menyambut matahari bila musim semi meniup serulingnya;
Kita bacakan cerita tentang Hidup ini kepada Maut . . .  tetapi bagaimana akhir cerita itu kiranya?
Begitu kataku pada angin, dan jawabnya: tanyalah Hidup itu sendiri, bagaimana awal mulanya. . . .  
3.      ABD AL-MAJID IBN JALLUN
Ia adalah penyair Maroko.
Berikut beberapa kutipan sajak-sajaknya:
Siapa Kau
Telah kulupakan bulan dan bintang
Dan keindahan pagi dan petang
Dan dengan bisikan kenangan
Dari kemilau bulan dan bintang aku kembali dilahirkan
Kemasa remaja yang silam sirna. . .
F.     Sastrawan Amerika Utara dan Amerika Selatan
1.      AMIN AL-RIHANI (1876-1940)
Ia lahir di dusun Frayka, Lebanon tahun 1876. Al-Rihani mengunjungi Amerika Serikat untuk pertama kalinya ketika ia berusia dua belas tahun. Kemdian pada tahun 1898 ia kembali lagi ke Libanon untuk menguatkan kembali bahasa Arabnya yang kemudian selama tinggal disana ia menjadi akrab dengan karya-karya klasik Arab terlebih al-Ma’arri, termasuk diantaranya, al-Luzumiyyat. Ia mendirikan Rabitah al-Qalamiyah (Lia Pena) bersama dengan Gibran dan Mikhail yang kemudian sangat berpengaruh atas perkembangan sastra Arab modern.
Diantara karyanya yang terpenting adalah: Muluk al-Arab (Raja-Raja Arab), Qalb al-Iraq (Hati Irak) dan al-Rihaniyat (Hmpunan sajak-sajak prosa). Adapaun dalam bentuk bahasa Inggris karyanya adalah The Coasts of Arabic, A Chant of Mystics, The Book of Khalid dan Myrtle and Myrrh.
Berikut beberapa kutipan sajak-sajaknya:
Cahaya
Cahaya, cahaya! Biarlah ia bersinar di hati kita, betapa gelap pun dunia.
Biarlah ia memancar dari hati kita, betapa suram pun segala ufuk angkasa.
Meskipun hanya ada padaku sebuah gubuk di lembah, diterangi lilin kecil dimalam hari,  namun mataku membiaskan di gubuk itu segala cahaya yang dilihatnya didunia. . . .
2.      GIBRAN KHALIL GIBRAN (1883-1931)
Ia dilahirkan pada tanggal 6 Desember 1883 dan meninggal pada tanggal 10 April 1931. Ia mendapat pendidikannya di Libanon namun sebagian hidupnya di Amerika. Di dunia Barat terkenal sebagai pelukis dan pemahat. Ia salah satu penyair-penyair pertama yang memakai sajak bebas dengan berhasil dalam puisi Arab yang kemudian mempengaruhi para penyair selanjutnya.
Berikut beberapa kutipan sajak-sajaknya:
Dua Suara
Berikan padaku seruling itu dan tarik suara
Lpakan segala yang telah kita katakan
Omongan anya debu di udara
Maka berceritalah tentang apa yang telah kaulakukan
. . .
Ingin aku tahu, apa gunanya
‘berjejal dan berdesak
Berbantah dan bersengketa
Bertengkar dan berteriak
. . .
3.      ILYA ABU MADI (1890-1957)
Ia lahir di Libanon dan melewatkan beberapa waktunya di Mesir, kemudian pindah ke Amerika Serikat tahun 1911. Disana ia bekerja sama dengan Gibran, Nu’ayamah dan penyair Syro-Amerika lainnya di Liga Pena dan terkanal sebagai penyair sekaligus wartawan. Diantara karyanya yang sudah terbit adalah al-Jadawil (Arus), al-Khama’il (Kebun-Kebun) dan Tibr wa Turab (Debu Emas dan Tanah). Sajaknya al-Talasim (Sajak-sajak Rahasia) dipetik dari sajak falsafinya dengan judul serupa.
Berikut beberapa kutipan sajak-sajaknya:
Kalimat-Kalimat Rahasia
Aku datang –tak ku tahu dari mana- tapi aku datang
Kulihat dimukaku jalan, maka akupun berjalan
Dan akan terus berjalan, mau tak mau-
Bagaimana aku datang? Bagaimana aku melihat jalan?
Aku tak tahu!
Adakah aku baru, atau lama, dalam hidup ini
Adakah aku bebas sepenuhnya, atau tawanan yang terbelenggu
Adakah kutempuh sendiri hidupku, atau ada yang membimbingku
Aku ingin tahu, tapi-
Aku tak tahu!
3.      MIKHAIL NU’AYAMAH (1889-   )
Ia lahir di Libanon tahun 1889, ia mendapat pendidikannya di sekolah gereja ortodoks Rusia di Negerinya dan di Nazareth, Palestina. Dari tahun 1906-1911 ia belajar di sebuah seminari di Poltava, Rusia. Tahun 1912 ia ke Amerika Serikat. Ia bekerja di New York setelah selesai mendapat gelar sarjana di Universitas Washington di Seatle. Dan tahun 1932 ia kembali ke Libanon.
Berikut beberapa kutipan sajak-sajaknya:
Saudaraku
Saudaraku, jika sesudah perang orang Barat bangga dengan perbuatannya
Menghormati mereka yang mati dan mengagungkan keberanian pahlawan-pahlawan mereka
Jangan puji mereka yang menang dan jangan gembira atas kesengsaraan mereka yang kalah
Tap berlututlah tenang dan diam, seperti aku, dengan hati khusuk dan berdarah
Untuk meratapi nasib mereka yang sudah tiada diantara kita

Saudaraku, siapakah kita, tanpa tanah air, keluarga dan tetangga
Di waktu tidur, diwaktu jaga, menaggung malu dan hina?
Dunia berbaub busuk sebgaimana bau mereka yang mati di antara kita
Maka bawalah sekop dan ikut bersamaku menggali parit yang lain pula
Untuk menguburkan yang masih hidup diantara kita.
4.      FAWZI AL-MA’LUF (1899-1930)
Ia dilahirkan di kota Zahlah, Libanon. Ia pindah ke Amerika Selatan dan menetap di Rio de Janeiro dan meninggal disana tahun 1930. Ia terkenal karena epiknya, Ala Bisat al-Rih (Di Atas Permadani Angin) yang terbit serempak dalam bahasa Arab, Spanyol, dan Portugis di Brazil pada tahun 1930. Bersama saudaranya, Shafiq al-Ma’luq, redaktur Majalllat al-Usbah al-Andalusiyah (Majalah Liga Andalusia), Fawzi dipandang sebagai yang paling terkemuka diantara penyair-penyair Syro-Amerika.
Berikut beberapa kutipan sajak-sajaknya:
Nyanyian I: Raja di Sawang Angkasa
Terbentang negeri penyair yang dengan jiwanya, bukan raganya
Telah membumbung tinggi meniggalkan tanah asalnya
Dewi seni telah menempatkan dia disana
Jauh dari dunia dan kezalimannya. . .
G.    Sastrawan Palestina & Sastrawan Libanon
Untuk biografi dan karya para sastrawan Palestina dan Libanon bisa dibaca di Sekilas Biografi Para Sastrawan dan Karyanya II.


[1] Penyerbuan Napoleon ke Mesir pada tahun 1798 bagaimanapun juga dapat dipandang sebagai awal penyusupan pengaruh Barat ke dunia Arab dan penyebab proses modernisasi dengan masalahnya yang menimbulkan keruwetan dan hasil-hasil yang didapatnya sebagai keuntungan termasuk juga perkembangan sastra Arab modern. Selengkapnya bisa dibaca di Perkembangan Sastra Arab Modern.
[2] Lihat wikipedia.
[3] Sejenis pohon, dengan cabang-cabang yang kecil dan lentuk, berdaun lancip, biasa tumbuh di tempi sungai. Dalam bahasa inggris dinamakan willow.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Total Tayangan Halaman

Popular Post

- Copyright © MBB -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -